Unduh Aplikasi QuBisa
6 Cara Mengendalikan Impulse Buying Demi Kesehatan Finansial
Personal Development

6 Cara Mengendalikan Impulse Buying Demi Kesehatan Finansial

Johana Novianti Hestriana24 Jan 235 menit membaca

Niat hati mengurangi agenda ke pusat belanja supaya menghemat pengeluaran. Apa daya, setiap tanggal gajian, selalu saja ada godaan yang datang. Kita tergoda, bahkan akhirnya membeli, beberapa barang yang tidak ada dalam rencana. Apalagi sekarang semakin banyak barang yang bisa kita beli secara online. Godaan semakin menggila. 

Kalau itu yang terjadim berarti kita sedang mengalami impulse buying. Kita berbelanja karena banyak aplikasi daring yang menawarkan barang atau apapun dengan harga promo, termasuk pesta diskon di berbagai mal dan banyak penawaran menggiurkan lainnya. 

Akibatnya, niat berhemat pun gagal. Gaji pun sekadar numpang lewat. Kita gagal menahan kebiasaan impulse buying. Semata karena tergoda diskon, beragam promo, atau sekadar menghadiahi diri sendiri setelah mencapai sesuatu.

Apa itu impulse buying? Dan bagaimana cara mengatasinya.

Impulse buying atau belanja impulsif ialah kecenderungan untuk membeli barang atau jasa tanpa merencanakan terlebih dulu. Pengambilan keputusan ini terjadi secara mendadak. Pemicunya emosi dan perasaan. 

Bagi pedagang, pebelanja impulsif jelas menguntungkan karena bisa meningkatkan penjualan. Namun, bagi kita, impulse buying ini bisa berbahaya bagi kesehatan finansial. Selain boros, impulse buying membuat kita banyak berbelanja barang yang tidak kita butuhkan. Kita bisa terjebat pada tagihan kredit yang menumpuk, dan akibatnya pengelolaan keuangan berantakan. 

Ditambah semakin banyak barang yang menumpuk di rumah. Kita hanya pakai sekali dua kali, setelah itu tidak lagi kita pakai, karena sudah ada barang yang baru. Rumah pun semakin sesak. 

Ciri Impulse Buying

 Kalau Anda cenderung melakukan sejumlah hal berikut, hampir pasti Anda terjebak pada kebiasaan impulse buying.

  • Berbelanja tiap hari atau tiap minggu.
  • Membeli barang yang ujung-ujungnya tidak terpakai.
  • Perasaan bersalah melanda setelah membeli sejumlah barang.
  • Berbelanja karena stres.
  • Belanja melebihi kemampuan finansial.
  • Senang menghabiskan waktu untuk window shopping.
  • Sulit menolak tawaran belanja karena diskon, harbolnas, paylater, dan semacamnya.

Cara Mengendalikan Impulse buying

Impulse buying jelas membahayakan kesehatan finansial Anda. Karena itu jangan dibiarkan, Anda harus mengatasinya agar tidak kondisi finansialmu tetap aman. 

  • Buat perencanaan pengeluaran

Biasanya mencatat rencana pengeluaran setiap bulannya. Cara ini membuat Anda disiplin dalam hal pengeluaran. Lalu biasakan untuk menyelesaikan kewajiban dulu. Misalnya, membayar tagihan bulanan, cicilan kartu kredit, dan utang lainnya. 

  • Rencanakan belanja

Belanja tidak salah selama terencana. Misalnya, Anda tahu butuh sepatu baru, rencanakan sepatu apa dan berapa anggarannya. 

  • Kendalikan emosi

Metode Kakeibo yang dibuat oleh seorang jurnalis Jepang mengajarkan Anda untuk menanyakan pada diri sendiri sebelum membeli sesuatu. Mulai dari, bisakah kita tetap hidup tanpa barang tersebut? Apakah benar-benar akan digunakan? Mampukah membelinya? Dan lainnya. 

Cek juga keadaan emosi Anda hari itu. Apakah sedang sedih, marah, atau patah hati. Sebaiknya jangan berbelanja saat Anda sedang merasa emosional. 

  • Belanja saat kenyang

Penelitian ilmiah mendapati bahwa belanja saat kondisi lapar justru membuat kita cenderung semakin boros. Sebabnya, lapar bisa memecah konsentrasi dan memicu impulsive. 

  • Tidak membeli secara kredit

Metode pembayaran dengan kartu kredit, atau sekarang yang makin populer dengan paylater, memicu kita lebih banyak berbelanja. Berbelanja dengan uang tunai justru membuat pengeluaran lebih terkendali. 

  • Cari teman belanja

Untuk mencegah impulse buying, sebaiknya berbelanja dengan seseorang yang bisa mengendalikan Anda. Misalnya, pasangan atau keluarga. Tujuannya, mereka bisa mengingatkan ketika Anda sudah berbelanja berlebihan. 

Belanja boleh saja, tapi juga mesti bijak. Belilah barang yang memang kita butuhkan, bukan kita inginkan. Kendalikan pengeluaran, biasakan mengatur keuangan, dan mulailah menabung. Ingat, usia produktif tak selamanya, melainkan ada batas waktunya. Jangan sampai Anda gigit jari karena gaji habis untuk belanja dan melunasi utang. 

 Simak juga tips bijak mengelola gaji berikut supaya tak terjebak kebiasaan impulse buying:

No Image

0Comments

no profile

Artikel Untuk Kamu

Lihat Semua

Saran Untuk Kamu

Lihat Semua