2.6k penonton · 28 November 2021
Leading International University based on Information and Communication Technology
Menghadapi revolusi digital, yang mengakibatkan perubahan kebiasaan individu menjadi selalu tergantung dengan media sosial menimbulkan tantangan baru, yaitu bagaimana cara agar generasi Z memiliki kemampuan berpikir kritis (critical thinking).
Sobat QuBisa pasti sadar, ada banyak sekali bias informasi yang saat ini hadir memengaruhi, padahal belum tentu kebenarannya. Sayangnya, sebagian orang sering menganggap kesalahan ini sebagai kebenaran. Contohnya, informasi hoaks dari dokter Lois yang menyebarkan bahwa Covid 19 tidak ada. Kebohongan ini sukses menarik banyak pengikut yang menganggapnya sebagai suatu fakta.
Berpikir kritis adalah kemampuan berpikir secara aktif, jernih, dan rasional yang sifatnya independen. Contoh berpikir kritis salah satunya adalah kemampuan otak mengambil keputusan saat Sobat QuBisa sedang berhadapan dengan preman, misalnya.
Apakah Anda hanya diam ketakutan, mengambil tindakan berlari, atau menghadapinya. Faktanya, kebanyakan manusia menggunakan emosi daripada logika dengan perbandingan: emosi 70 persen vs logika 30 persen. Lalu, bagaimana cara berpikir kritis yang efektif dan cara kerja otak manusia yang harus Anda ketahui? Video microlearning ini menjawab semua rasa penasaran Anda.
Di bawah ini ada rekomendasi kursus online gratis dalam bentuk video microlearning yang akan membahas mengenai digital literasi dan era disrupsi.
0Komentar
QuBisa © 2025. All rights reserved.