Rapport di sini bukan raport siswa SD. Rapport tidak memiliki pengertian dalam bahasa Indonesia. Namun, menurut kamus Oxford, rapport adalah hubungan persahabatan yang saling mengerti satu sama lain dengan baik. Singkatnya rapport adalah trust atau kepercayaan.

Membangun rapport ini tidak hanya dalam ruang lingkup sales saja. Ya rapport digunakan dalam banyak hal. Contohnya coach Effendy membangun rapport dengan coach Lika. Mulanya coach Effendy adalah klien dari coach Lika. Namun dengan adanya kepercayaan dan kemampuan di bidang sales, akhirnya coach Lika memberikan kepercayaan pada coach Effendy untuk mencoba berbagi pengetahuan ilmu seputar sales.

Bagaimana cara building rapport? Pertama, Anda harus mencari persamaan atau similarity dengan klien. Klien adalah individu yang menggunakan atau membeli suatu barang atau jasa. Saat pertama kali bertemu klien, Anda jangan langsung menjual produk. Itu akan membuat calon pelanggan melarikan diri karena tidak mempercayai Anda.

Tidak dimungkiri jika kita akan merasa nyaman ketika membeli produk dari orang yang dikenal atau percayai. Anda pasti punya minimarket langganan, penjual bakso langganan, tukang pangkas rambut langganan, dan lainnya. Anda pasti memiliki alasan tersendiri ketika memilih berlangganan di tempat tersebut meski secara harga jauh lebih mahal dari kompetitornya. Apa saja alasannya? Yuk pelajari dalam microlearning ini.

Anda atau bisnis Anda ingin dipercayai oleh pelanggan? Kalau begitu mari cari tahu tips dan triknya melalui kursus online gratis berikut:

• Seimbangkan antara Personalisasi dan Kepercayaan Customer
• Tips Menjadi Penjual yang dapat Dipercaya Pelanggan
• Tips Membuat Toko Online Dipercaya oleh Pelanggan