Sobat QuBisa, berkaitan dengan pakaian dan penampilan, sering timbul pertanyaan, apakah pakaian dan penampilan dianggap bisa menghargai momen atau keberadaan seseorang? Kalau berbicara masalah normatif, sangat bisa. Fungsi pakaian adalah menutup aurat dan menampilkan keindahan bagi orang lain yang melihatnya. Bahkan, keunikan berpakaian bisa menjadi sarana diplomasi untuk menyampaikan pesan tertentu secara lebih terbuka.

Di dunia startup, cara individu memilih pakaian terkesan lebih casual karena memang pola kerjanya lebih cepat. Oleh sebab itu, kebebasan berpakaian merupakan bagian dari kebebasan berekspresi yang harus kita hargai. Di luar negeri, orang-orang kulit hitam sangat percaya diri menggunakan pakaian berwarna yang mencolok, tanpa ada yang membully. Percaya diri adalah modal utama ketika Sobat QuBisa memilih untuk memakai atau memutuskan sesuatu agar tercapai rasa nyaman.

Selain sebagai ajang untuk memberi penghormatan terhadap orang lain yang secara jabatan atau kedudukan lebih tinggi daripada kita, pakaian juga bisa mencerminkan jati diri pemakainya. Adakalanya seseorang yang tampil begitu rapi harus melakukan tugas di lapangan yang tidak sesuai dengan cara berpakaiannya. Namun, itulah bentuk penghormatan bersifat normatif yang bisa kita lakukan melalui penampilan.

Bercermin dari hal ini, tidak ada salahnya apabila Sobat QuBisa selalu menyesuaikan penampilan dengan tempat dan waktu yang diikuti, ya. Jangan lupa, ikuti microlearning lain di platform belajar online QuBisa untuk upskill dan reskill terkait keterampilan berpakaian, percaya diri, dan hidup yang seimbang:

• Perbaiki Rasa Percaya Diri Sebelum Terlambat
• How to Look Good on Camera
• 2 Aspek Penentu Work Life Balance