3.7k penonton · 8 Juni 2022
Leading University in the field of Marine Science and Technology in Surabaya
Hasil survei Kominfo tahun 2017 menyatakan, lebih dari setengah populasi masyarakat Indonesia memiliki smartphone atau telepon pintar. Dampaknya, bukan hanya orang dewasa saja yang kerap menggunakan smartphone, anak-anak pun tidak bisa dicegah untuk memiliki benda satu ini sehingga anak kecanduan gadget menjadi hal lumrah dan dianggap sudah biasa.
Namun, ada kesalahan persepsi mengenai kecanduan gadget pada masyarakat, antara lain, masalah gadget addict dianggap tidak banyak terjadi di pedesaan dan hanya terjadi di kota-kota besar. Faktanya, di wilayah pinggiran pun sama saja. Banyak masyarakat yang ketika duduk selalu terlihat sibuk dengan smartphone kesayangannya. Aktivitas ini melahirkan istilah baru yang disebut "nomophobia".
Nomophobia adalah no mobile phobia, yang berarti munculnya rasa takut dan cemas berlebih apabila sedetik saja dalam hidupnya tidak memegang smartphone. Nomophobia bukan hanya terjadi pada orang dewasa. Anak-anak pun bisa mengalami nomophobia, yaitu ketika perbandingan antara waktu istirahat dengan waktu bermain gadget lebih banyak waktu menggunakan gadget.
Setelah ditelusuri lebih jauh, ditemukan beragam tipe kecanduan gadget pada anak yang harus kita ketahui sebagai orang tua. Bukan hanya kecanduan game online saja, kecanduan media sosial, belanja online, judi online, dan sebagainya membuat orang tua harus lebih berhati-hati lagi memberi smartphone pribadi kepada anaknya.
Untuk menambah wawasan Sobat QuBisa lebih dalam lagi, cari tahu ragam microlearning di platform belajar online QuBisa lainnya, yuk!
0Komentar
QuBisa © 2025. All rights reserved.