2.7k melihat · 9 November 2025
Tahun 2021 menandai titik balik signifikan dalam pembelajaran daring, di mana fokus beralih dari sekadar transfer informasi menuju pengalaman belajar yang mendalam dan menarik. Dua tren utama yang mendominasi adalah Immersive Technology dan Video-Based Learning. Pandemi COVID-19 mempercepat adopsi keduanya, menuntut solusi yang efektif untuk mengatasi keterbatasan interaksi fisik.
Video-Based Learning sudah menjadi tulang punggung e-learning, tetapi di tahun 2021, terjadi evolusi dari video monolog pasif menjadi video interaktif yang lebih dinamis. Pemanfaatan video 360 derajat dan video interaktif memungkinkan siswa untuk mengontrol alur belajar mereka, meningkatkan keterlibatan, dan memfasilitasi pemahaman konsep kompleks. Video tidak hanya berfungsi sebagai penyampai konten tetapi juga sebagai media simulasi ringan.
Sejalan dengan ini, Immersive Technology meliputi Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR) bergeser dari sekadar konsep futuristik menjadi alat pendidikan yang praktis. VR memungkinkan siswa untuk "berada" di lingkungan yang sulit diakses atau berbahaya, seperti laboratorium kimia virtual atau perjalanan ke masa lalu, yang secara signifikan mengurangi beban kognitif dalam memahami materi abstrak. Sementara itu, AR menempatkan objek digital interaktif ke dalam lingkungan nyata, menjadikan materi pelajaran lebih konkret dan hands-on.
Integrasi kedua tren ini menciptakan pengalaman yang lebih kaya, di mana video sering berfungsi sebagai titik masuk atau konten pendukung yang disempurnakan oleh elemen imersif. Tujuan utamanya adalah meningkatkan motivasi, pemahaman, dan retensi pengetahuan siswa dalam konteks pembelajaran jarak jauh. Immersive Technology dan Video-Based Learning secara kolektif berupaya memperkecil jurang antara pembelajaran di kelas dan pengalaman nyata.
Chief of Digital Learning Solutions
0Komentar