Teori komunikasi konvensional menyebutkan ada tiga elemen komunikasi personal, yaitu kata-kata, suara atau intonasi, dan bahasa tubuh (body language). Namun, teori ini muncul dan digunakan sebelum adanya pandemi. Tentunya berbeda dengan kondisi saat ini. Di antara ketiga elemen komunikasi tersebut, body language memiliki persentase paling besar, sekitar 55%. Fitur visual yang termasuk dalam body language adalah tatapan mata, cara bereaksi terhadap orang lain, postur tubuh, cara berpakaian, dan kesan pertama.

Setelah terjadinya masa pandemi yang menuntut segalanya dilakukan secara online dan minim sentuhan, pola bekerja secara offline tidak dapat diterapkan lagi sepenuhnya. Hingga saat ini, setelah era pandemi berubah menjadi endemi, masih banyak perusahaan yang menggunakan cara kerja hybrid (hybrid working), yaitu kombinasi antara bekerja di kantor dan bekerja secara online dari mana saja.

Walaupun saat ini bekerja dari kantor (work from office) sudah mulai dilakukan kembali, tetap saja komunikasi virtual secara digital dibutuhkan melalui WhatsApp, e-mail, Zoom meeting, dan lainnya ketika Anda berinteraksi dengan tim atau merencanakan pertemuan dengan klien.

Komunikasi virtual adalah komunikasi yang dilakukan secara online dengan memanfaatkan jaringan internet dan merupakan pola komunikasi baru yang perlu pembiasaan. Selain video microlearning ini, Sobat QuBisa dapat menyimak materi pembelajaran lain terkait topik komunikasi digital melalui kursus online dan video lainnya di platform belajar online QuBisa, seperti:

• Virtual Meeting Zaman Now
• Bagaimana Menggunakan Gaya Komunikasi Asertif?
• Definisi VUCA dan Gambarannya