Mengutip survei McKinsey, dari 80% senior executive leader, hanya 25% yang mampu berkolaborasi. Sementara, dalam level karyawan hanya 5% yang mampu melakukan kolaborasi. Nah, hasil survei ini membuktikan bahwa kolaborasi bukan hal yang mudah. Lalu, apa itu kolaborasi dan apa manfaatnya dalam bekerja? Simak ulasannya berikut ini.
Apa itu Kolaborasi?
Kalau merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia, kolaborasi adalah sebuah (pekerjaan) kerja sama. Kerja sama berarti antara dua orang atau lebih yang memiliki tujuan yang sama.
Menurut Chairul Saleh dalam Modul Konsep, Pengertian, dan Tujuan Kolaborasi, menyebutkan bahwa kolaborasi berasal dari kata co dan labor yang berarti 'penyatuan tenaga' atau 'peningkatan kemampuan untuk meraih tujuan yang telah disepakati bersama-sama. Kata kolaborasi sering digunakan saat proses penyelesaian kerja melalui lintas sektor, dan hubungan.
Jadi, kolaborasi bisa dimaknai sebagai sebuah kerja sama di antara dua atau lebih orang atau institusi yang saling mengerti permasalahan satu sama lain dan berusaha memecahkan masalah secara bersama.
Perbedaan Kolaborasi dan Kerja Tim
Banyak yang menganggap kolaborasi itu sama maknanya dengan kerja tim. Sekilas mirip, karena bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Tapi, ternyata dua istilah tersebut memiliki perbedaaan.
Perbedaan utamanya adalah kalau kerja tim berarti sekelompok orang melakukan peran masing-masing untuk berkontribusi pada pencapaian tujuan. Sedangkan dalam kolaborasi, semua individu adalah mitra yang berbagi pekerjaan serta ide dan wawasan untuk mencapai tujuan bersama. Kolaborasi maupun kerja tim biasanya terlihat di banyak organisasi dari berbagai skala.
Tujuan dan Manfaat Kolaborasi
Dikutip dari Indeed, setiap kolaborasi yang terjadi dapat membantu para pihak yang terlibat untuk mencapai suatu tujuan. Berikut beberapa tujuan dari kolaborasi di dunia kerja dan bisnis:
1. Meningkatkan produktivitas
Tujuan kolaborasi yang pertama adalah untuk meningkatkan produktivitas, dalam arti meningkatkan kemampuan karyawan untuk menyelesaikan tugas-tugasnya secara efisien. Nah, untuk meningkatkan produktivitas tentunya membutuhkan kerja sama dari banyak orang dalam perusahaan, terutama manajer dan personel sumber daya manusia (SDM) dalam menyusun strategi untuk mengembangkan produktivitas karyawan.
2. Menekan biaya
Tujuan penting lainnya dalam suatu kolaborasi adalah untuk mengurangi pengeluaran perusahaan. Biaya pengeluaran perusahaan meliputi gaji, iklan, distribusi dan lain sebagainya. Penurunan biaya bisa dilakukan dengan meningkatkan kolaborasi antardivisi. Misalnya, personel SDM, kepala departemen, akuntan, tim pemasaran, dan pimpinan perusahaan.
3. Mengembangkan perusahaan
Perkembangan dan pertumbuhan perusahaan meliputi perluasan bisnis, seperti memperoleh pelanggan baru, pasar baru dan mengembangkan produk baru sekaligus keuntungannya. Biasanya, pertumbuhan perusahaan memang membutuhkan keterlibatan atau kolaborasi antara berbagai pihak yang mampu mendorong pertumbuhan tersebut.
4. Kepuasan pelanggan
Peningkatan kepuasan pelanggan tentunya memberi banyak manfaat seperti jumlah pelanggan yang semakin bertambah, keuntungan menjadi lebih tinggi, biaya iklan semakin berkurang, dan peluang pertumbuhan kian terbuka. Ini dapat terjadi jika ada komunikasi di antara pihak dalam mengidentifikasi tingkat kepuasan pelanggan dan strategi yang dilakukan.
5. Meningkatkan keterlibatan karyawan
Keterlibatan karyawan yang dimaksud adalah seberapa besar dedikasi seorang karyawan terhadap perusahaan dan pekerjaannya. Lingkungan kerja yang kolaboratif bisa menjadi salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan dedikasi karyawan.
6. Perekrutan yang lebih baik
Tujuan kolaborasi berikutnya adalah memperbaiki strategi rekrutmen untuk menemukan karyawan yang tepat. Tujuan ini dapat dicapai karena adanya komunikasi yang baik antara staf SDM, manajer, dan karyawan level bawah untuk membahas kriteria karyawan yang ideal.
7. Budaya perusahaan
Tujuan kolaborasi juga untuk membentuk budaya perusahaan yang sehat. Budaya perusahaan yang sehat meliputi produktivitas, keterlibatan, moral dan kepercayaan karyawan. Nah, tujuan ini bisa terjadi karena adanya komunikasi terbuka antara pemimpin dan karyawan yang memengaruhi pembentukan budaya perusahaan. Misalnya, karyawan yang mengomunikasikan keberatannya dalam bekerja melalui survei internal perusahaan.
8. Pemasaran lebih efektif
Sales dan marketing menjadi kunci penting bagi perusahaan dalam meraih keuntungan yang berkelanjutan. Pemasaran dan penjualan yang baik tentunya dapat menarik pelanggan untuk menggunakan atau membeli produk yang dipasarkan. Hal ini bisa terwujud karena adanya proses kolaboratif yang melibatkan interaksi pelanggan dan perusahaan.
Jenis-jenis Kolaborasi
Berikut beberapa jenis kolaborasi khususnya dalam dunia kerja:
1. Kolaborasi internal
Kolaborasi internal adalah jenis kolaborasi yang melibatkan individu atau grup yang tergabung dalam satu organisasi. Pada kolaborasi internal biasanya ada informasi yang tidak akan dibagikan dengan pihak lain kecuali diizinkan.
2. Kolaborasi eksternal
Jenis kolaborasi yang dilakukan oleh individu atau organisasi yang melakukan kerja sama dengan pihak. Kolaborasi eksternal termasuk jenis kolaborasi yang menguntungkan, karena dalam kolaborasi ini individu atau grup akan berbagi pengetahuan, bekerja dengan individu di luar organisasi.
3. Kolaborasi tim
Dikutip dari LumApps, kolaborasi tim merupakan bentuk kolaborasi paling umum dilakukan. Dalam kolaborasi ini, setiap anggota tim mengenal satu sama lain, terutama dalam hal peran dan tanggung jawab yang melekat. Biasanya ada seorang leader yang bertugas untuk mengevaluasi, mengelola tim dan sebagainya.
4. Kolaborasi lintas departemen (cross-department)
Kolaborasi lintas departemen adalah jenis kolaborasi internal di mana satu departemen dalam perusahaan bekerja sama dengan departemen lainnya untuk mencapai tujuan bersama. Biasanya para pihak yang terlibat kolaborasi akan memberikan pengetahuan dan bantuan yang dibutuhkan.
Itulah ulasan, manfaat serta berbagai jenis kolaborasi yang banyak dilakukan oleh berbagai organisasi. Bagi yang ingin menggali lebih banyak isu-isu tentang kolaborasi, silakan klik microlearning QuBisa berikut ini: