Unduh Aplikasi QuBisa
Tips Kelola Konflik untuk Komunikasi di Tempat Kerja yang Lebih Efektif
Artikel
HR Management

Tips Kelola Konflik untuk Komunikasi di Tempat Kerja yang Lebih Efektif

Punto Wicaksono24 Jan 234 menit membaca

Membangun komunikasi di tempat kerja merupakan hal yang sangat penting untuk menciptakan iklim kerja yang positif. Komunikasi kerja yang baik adalah komunikasi dua arah dengan pemilihan bahasa yang tepat. Sikap bersahabat dan cara menyampaikan pesan atau maksud juga perlu diperhatikan demi terciptanya komunikasi yang efektif di lingkungan perusahaan. Selain itu, komunikasi yang baik akan tercipta jika lawan bicara mendengarkan dengan baik dan dengan pikiran yang terbuka.

Terkadang, yang namanya konflik sering tidak dapat dihindari, entah itu karena kesalahpahaman atau bisa juga karena benturan ide, yang terjadi antar karyawan maupun antara karyawan dan atasan. Permasalahan ini seringkali menjadi masalah besar karena dipicu oleh komunikasi yang kurang baik.

Menyelesaikan konflik di tempat kerja gampang-gampang susah. Anda perlu memiliki strategi mengelola konflik untuk mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi dengan cara yang efektif. Dalam hal ini, manajemen konflik juga diperlukan. Manajemen konflik adalah pendekatan yang dilakukan untuk menemui titik terang atau solusi dari permasalahan yang ada.

Menurut artikel yang dilansir dari businessnewsdaily.com, manajemen konflik yang baik dan benar akan menghemat waktu dan uang perusahaan, dapat meningkatkan hubungan antar kolega, meningkatkan kinerja karyawan, menurunkan turnover rate, dan menciptakan budaya tempat kerja yang lebih positif.

Masalah di Lingkungan Kerja yang Dapat Memicu Konflik

 

Komunikasi yang Buruk

Dalam dunia kerja, komunikasi yang buruk seringkali menjadi alasan utama munculnya konflik. Tidak hanya komunikasi antar karyawan, cara berbicara dengan atasan juga bisa menjadi sumber masalah.

Perbedaan Prinsip dan Karakter

Perbedaan prinsip dan kepribadian juga menjadi salah satu sumber konflik di perusahaan. Benturan ide, cara bersikap, gara memerintah, cara merespons masalah, dan cara berbicara, seringkali terjadi antar karyawan atau dengan atasan.

Persaingan

Persaingan atau kompetensi dalam sebuah perusahaan perlu untuk meningkatkan motivasi dalam membangun perusahaan. Hanya saja dalam implementasinya, persaingan selalu dapat menciptakan hubungan yang tidak sehat antar rekan kerja. Persaingan ini juga bisa membuat pegawai melakukan hal yang tidak wajar hanya untuk memenangkannya.

Permasalahan Pribadi

Setiap karyawan tentunya memiliki masalah pribadi yang berbeda-beda. Terkadang masalah ini terbawa ke tempat kerja, sehingga berdampak buruk bagi produktivitas karyawan tersebut. Masalah pribadi juga membuat karyawan demotivasi dan mengganggu iklim kerja positif.

Tips Kelola Konflik untuk Komunikasi di Tempat Kerja

Dalam perusahaan, atasan, Human Resource dan pihak terkait lainnya harus mampu mengelola konflik untuk mempertahankan lingkungan kerja yang harmonis. Pihak-pihak ini harus mampu memediasi permasalahan internal perusahaan dengan baik jika diperlukan. Untuk itu, alangkah baiknya HR memiliki kemampuan Human Resource 4.0 & Planning serta Holistic Human Resource.

Berikut beberapa tips menyelesaikan konflik di tempat kerja untuk meningkatkan hubungan kolega melalui komunikasi yang baik.

Tangani Konflik Sesegera Mungkin

Jika terjadi konflik di internal perusahaan, maka perlu diselesaikan sesegera mungkin untuk menghindari emosi negatif. Perseteruan antara pihak yang terlibat konflik akan menciptakan suasana tidak menyenangkan di tempat kerja dan mengganggu karyawan lain.

Membiarkan konflik berlarut-larut justru akan menyulut kebencian antar sesama dan ini tidak baik bagi perkembangan psikis dan kinerja karyawan. Konflik dapat diselesaikan dengan membuka diskusi positif untuk menemukan titik permasalahan dan memberikan solusi yang dibutuhkan.

Gunakan Bahasa Netral

Dalam menyelesaikan konflik, sebaiknya menggunakan bahasa netral dan tidak memihak agar tidak menimbulkan konflik baru. Alih-alih menggunakan kata “Anda”, lebih baik Anda menggunakan kata “Saya” dalam berbicara. Misalnya Anda lebih banyak mengatakan “Saya keberatan dengan penilaian yang Anda berikan”, ketimbang “Anda tidak menghargai saya dengan memberikan penilaian seperti itu”. Hal ini dilakukan untuk menghindari serangan balik atas diri Anda. Kata “Anda” dapat menyebabkan lawan menjadi defensif dan bukan jalan terbaik untuk mengatasi konflik yang sudah terjadi.

Selain pemilihan diksi yang sesuai, Anda perlu memperhatikan gaya bicara dan gerak tubuh Anda. Terkadang, apa yang Anda sampaikan sudah benar, namun gaya bicara dan gerak gerik Anda yang justru menimbulkan konflik baru. Untuk menyelesaikannya, tunjukkan sikap lapang dada dan terbuka. Artinya, Anda secara jelas, baik melalui perkataan maupun bahasa tubuh, menyatakan hendak bersepakat untuk damai.

Dengarkan Semua Pihak

Bukan hanya Anda yang harus mendengarkan lawan bicara, pihak yang berwenang untuk menjadi mediator penanganan konflik seperti tim HR pun harus mendengarkan dan memberikan kesempatan bagi semua pihak untuk bercerita duduk permasalahanya menurut versi masing-masing. Dengan cara ini, pihak HR akan lebih mudah mengidentifikasi dan memahami permasalahan yang terjadi.

Mendengarkan kedua belah pihak akan mempercepat proses penyelesaian konflik. Karyawan yang bermasalah merasa dihargai dan tim HR juga tidak terkesan berat sebelah. Cornelia Gamlem, penulis buku The Essential Workplace Conflict Handbook, mengatakan bahwa mendengarkan adalah keterampilan yang diremehkan dan dapat berdampak nyata pada seberapa sering konflik muncul dan bagaimana hal itu dapat dihindari. 

Tetapkan Batasan yang Jelas

Dalam penyelesaian konflik perlu ditetapkan batasan untuk memudahkan prosesnya. Batasan yang dimaksud adalah ekspektasi pihak yang terlibat tentang hasil yang akan mereka dapatkan setelah masalah dipecahkan.

Misalnya, moderator dan kedua belah pihak menyepakati untuk tidak saling interupsi ketika salah satu pihak sedang berbicara, begitu juga sebaliknya. Menerapkan batasan ini juga bisa meningkatkan kemampuan komunikasi antar karyawan yang berefek pada lingkungan kerja yang harmonis. Selain itu, batasan diperlukan pula agar semua pihak yang bermasalah merasa dihargai karena diberi waktu untuk mengeluarkan pendapat tanpa disela.

Lihat Masalah dari Sudut Pandang yang Berbeda

Setiap orang pasti punya perspektif yang bisa jadi berbeda karena mereka melihat dunia berdasarkan pengalaman dan nilai budaya yang mereka miliki. Melihat masalah dari kacamata orang lain adalah penting untuk menafsirkan masalah secara lebih luas lagi.

Perbedaan ini kadang sering memicu pertengkaran dan kesalahpahaman. Untuk itu, jika bisa menghargai perbedaan, Anda justru sedang membangun jalan kesepakatan yang akan sangat membantu dalam menyelesaikan konflik. Hasilnya, komunikasi di tempat kerja pun dapat berjalan lancar dan konflik akibat perbedaan tidak akan terjadi.

Kesimpulannya, untuk mengelola konflik yang terjadi akibat komunikasi yang buruk di tempat kerja perlu diselesaikan dengan manajemen konflik yang tepat. Ketika terjadi masalah, selesaikan segera dengan menggunakan bahasa tanpa berpihak, membangun komunikasi yang baik dan efektif dengan semua yang terlibat, dan belajar mendengarkan. 

No Image

0Comments

no profile

Artikel Untuk Kamu

Lihat Semua

Saran Untuk Kamu

Lihat Semua