Unduh Aplikasi QuBisa
Belajar Mental Agility dari Kevin Nizam, WNI Pertama Bekerja di Tesla
Motivation

Belajar Mental Agility dari Kevin Nizam, WNI Pertama Bekerja di Tesla

Wanda Indana24 Jan 235 menit membaca

Namanya Kevin Nizam Nabila. Pemuda 25 tahun ini menjadi orang Indonesia pertama yang bekerja di pabrik Gigafactory Tesla di Berlin, Jerman. Bukan soal mudah bagi Kevin, yang lulus sebagai sarjana teknik elektro dan manajemen pada Juni 2021 di Technical University Brandenburg, Jerman, untuk bisa diterima bekerja di pabrik milik Elon Musk itu.

Pria kelahiran 7 April 1997 ini mengaku harus melalui proses seleksi yang cukup panjang hingga akhirnya bisa bekerja di perusahaan mobil listrik Tesla. Karier Kevin di Tesla dimulai saat ia mengajukan lamaran pada 2021. Waktu itu, Tesla belum selesai mengurus izin operasi dari Pemerintah Jerman. Setelah izin keluar, baru Kevin bisa bekerja pada 16 Mei 2022. Di sana, ia menduduki posisi sebagai Junior Production Engineer.

Kini, Kevin melanjutkan pendidikannya ke tingkat magister di University of Applied Science Brandenburg. Jadi, Kevin kuliah S2 sembari bekerja di Tesla.

Berkaca dari pengalaman Kevin, apa inspirasi yang bisa kita petik?

Magang di Mercedes Benz

Sebelum tiba waktunya kuliah S1, Kevin magang di Mercedes-Benz Rastatt, Jerman, selama sebulan. Selesai magang, Kevin langsung masuk kuliah pada September 2017. Masa awal kuliah, Kevin sempat kesulitan memahami materi pelajaran. Sebab semua materi disampaikan dalam bahasa Jerman. Meski begitu Kevin tidak menyerah. 

Biasanya setelah kelas berakhir, Kevin mendatangi dosennya untuk bertanya kembali materi yang disampaikan. “Para dosen maklum, karena banyak juga mahasiswa asing. Dan, dosen-dosen di sini senang jika ada mahasiswa yang bertanya,” cerita Kevin.

Seiring waktu, Kevin pun terbiasa mengikuti perkuliahan. Ia kerap berdiskusi dengan teman-teman membahas materi kuliah. Kevin juga banyak bergaul dengan mahasiswa Jerman untuk melatih penguasaan bahasanya. 

Selama kuliah, Kevin aktif berorganisasi. Bahkan, dia mendirikan perkumpulan mahasiswa khusus jurusan Wirtschaftsingenieurwesen se-Jerman. Wirtschaftsingenieurwesen atau manajemen rekayasa, menurut allengineeringschools.com, adalah mata kuliah yang menyatukan kaidah penyelesaian masalah teknologi dengan kemampuan organisasi, administratif, dan perencanaan dari ilmu manajemen.

Kuliah tanpa beasiswa membuat Kevin tak mau mengecewakan orang tuanya. Dia bercerita, beberapa temannya ada yang berhenti kuliah karena tak sanggup mengikuti materinya. Kevin tidak. Dia kerap belajar dan mengulang lagi materi yang diberikan sampai benar-benar paham. Dengan cara seperti itu, Kevin akhirnya lulus tepat waktu pada 2021.

Mental Agility

Kemampuan Kevin dalam beradaptasi disebut dengan mental agility atau kemampuan seseorang untuk berpikir, belajar, dan dengan cepat menyerap informasi, sistem, dan proses baru. Memiliki mental agility jelas akan membantu kita beradaptasi dalam situasi apa pun. Mental ini perlu kita kuasai agar dapat beradaptasi dengan lingkungan apa pun.

Keuntungan lainnya, kita bisa cepat menemukan alternatif pemecahan masalah, cepat belajar hal baru, mampu menerima kritik dengan baik dan menjadikannya masukan untuk meningkatkan kemampuan. Mental agility perlu sering dilatih agar kita kuat dan siap menghadapi tekanan dalam hidup dan pekerjaan. 

Untuk melatih mental agility ada beberapa hal yang bisa kita lakukan. Apa saja?

Kenali Diri Sendiri

Kalau kita ingin tangkas secara mental, mulailah dengan mengenal diri sendiri. Misalnya, mengetahui apa yang kita suka dan yang tidak, atau lingkungan seperti apa yang bisa menunjang produktivitas. Dengan begini, kita bisa menciptakan situasi yang nyaman agar bisa fokus menyelesaikan pekerjaan.

Banyak Membaca

Selain meningkatkan kemampuan kognitif, membaca dapat mengurangi stres. Rutin membaca dapat meningkatkan daya ingat serta melatih keterampilan berpikir lebih kreatif, kritis, dan cepat, serta bisa meningkatkan empati. Untuk melakukannya, kita bisa menargetkan membaca dua buku atau lebih setiap bulan. Alokasikan waktu untuk membaca. Jangan menunggu waktu luang. Tetapkan target membaca 10-15 halaman setiap hari sebelum tidur. Saat membaca, jauhkan diri hal-hal yang mengganggu.

Mencoba Hal Baru

Melakukan hal-hal baru akan membantu otak berpikir lebih tajam. Ini sekaligus juga membantu diri sendiri untuk meningkatkan mental agility.

Fokus pada Solusi

Banyak orang suka membahas masalah, tapi lupa mencari solusinya. Ini tidak bagus untuk membangun mental agility. padahal, cara untuk menguatkan ketangkasan mental adalah dengan fokus mencari solusi ketimbang fokus pada permasalahan yang terjadi

Menjaga Kondisi Mental

Menjaga kondisi mental adalah hal terpenting untuk meningkatkan agility. Ini perlu dilakukan agar karyawan tak memikirkan hal-hal yang tidak berguna, yang justru akan menguras energi. Jika kondisi mental tidak bagus, produktivitas pun akan menurun.

Mental agility selalu berkaitan dengan talent management dan perencanaan karier. Kita perlu meningkatkan mental agility agar memiliki karier yang lebih cemerlang. Bagaimana caranya meningkatkan mental agility? Silakan ikuti platform belajar daring QuBisa yang didukung oleh instruktur berpengalaman. Kamu bisa mengunduh aplikasi dengan mengklik tautan ini untuk informasi selanjutnya.

 

No Image

0Comments

no profile

Artikel Untuk Kamu

Lihat Semua

Saran Untuk Kamu

Lihat Semua