Unduh Aplikasi QuBisa
Apa Itu Agility Leadership dan Penerapannya
Artikel
Leadership

Apa Itu Agility Leadership dan Penerapannya

Punto Wicaksono13 Nov 233 menit membaca

Untuk menjadi pemimpin yang agile, kamu harus memahami dulu apa itu agility leadership. Kemudian paham juga cara menerapkan leadership yang agile, seperti adaptif terhadap perubahan, tenang dan mampu mengontrol emosi, fleksibel melihat situasi, dan sebagainya. Baca penjelasan lengkapnya di artikel QuBisa ini, yuk. 

Apa Itu Agility Leadership?

Bagi yang sedang belajar seputar kepemimpinan, sudah tahu belum apa arti agility leadership? Kepemimpinan yang tangkas atau agility leadership adalah gaya kepemimpinan yang mampu menciptakan organisasi yang responsif, inovatif, dan adaptif terhadap perubahan.

Metode kepemimpinan ini haruslah mampu mengangkat kemampuan masing-masing staf atau anggota timnya untuk berkontribusi secara aktif bagi pengembangan perusahaan. 

Contohnya, pemimpin mampu menyarankan pelatihan yang karyawan butuhkan sehingga bisa bekerja produktif dan memiliki performa kerja yang optimal, bahkan ini berlaku untuk karyawan yang mendekati usia pensiun.

Untuk lebih memahami tentang agility leadership, baca juga beberapa rekomendasi artikel berikut:

Tips Menerapkan Prinsip Agility Leadership

Nama lain agility adalah ketangkasan. Maksudnya, kemampuan untuk beradaptasi pada situasi tertentu secara cepat, tepat, dan akurat. 

Maka pemimpin yang agile akan mengambil keputusan dan bertindak segera untuk memaksimalkan potensi, yang tak hanya untuk dirinya sendiri, namun juga untuk orang-orang yang berada dalam timnya.

Nah, berikut beberapa tips bagi kamu yang ingin menerapkan prinsip agility leadership:

1. Jadilah Teladan

Pemimpin yang gesit dan lincah tak hanya sekadar memberi perintah. Karena kata-kata perintah mana bisa membawa perubahan.

Maka yang seharusnya pemimpin lakukan adalah memberi contoh dan teladan. Kamu harus tampil di depan, memulai pekerjaan, baru kemudian mendorong anggota timnya untuk melakukan tindakan yang sama.

2. Memperbaiki Bukan Mengganti

Salah satu contoh paling akurat dari kepemimpinan yang tangkas adalah memiliki kelincahan dalam berbagai sudut pandang. Ketika melihat perusahaan memiliki pekerja senior yang sudah mendekati masa pensiun, tak seharusnya kamu buru-buru mengganti mereka. 

Malah seharusnya pekerja senior yang memiliki pengalaman mumpuni di bidangnya tetap diberdayakan. Misalnya, menjadi mentor dalam pelatihan karyawan di perusahaan, menjadi coach yang membimbing dan melatih pekerja pemula. 

Dengan cara ini, regenerasi kepemimpinan bisa dilakukan dengan cara yang lebih efektif dan efisien. Bahkan pekerja senior bisa menurunkan skill dan keahlian praktis yang ia miliki kepada juniornya.

3. Fleksibel Melihat Situasi

Pemimpin perlu fleksibel melihat situasi sehingga saat menghadapi krisis, ia sudah tahu apa yang harus ia lakukan. Misalnya, perusahaan menghadapi krisis berkaitan dengan penjualan yang menurun. Maka pemimpin perlu mencari tahu dulu penyebab krisis itu terjadi.

Meski begitu, fokusnya tentu saja tidak pada masalahnya, tetapi pada solusi seperti apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi krisis. Apakah dengan membuat produk baru? Melakukan rebranding produk lama dengan membuat campaign digital, dan sebagainya.

Prinsipnya, keputusan yang pemimpin ambil harus bisa menguntungkan kedua belah pihak, baik keuntungan bagi perusahaan, juga keuntungan bagi seluruh karyawan. 

4. Membangun Budaya Kerja Responsif

Inovatif dan kreatif adalah dua kemampuan yang perlu pemimpin miliki untuk bisa menjadi agile dalam setiap situasi. Termasuk saat membangun budaya kerja yang responsif.

Dalam konteks agility leadership, budaya kerja responsif adalah budaya yang perusahaan miliki sehingga lebih mampu beradaptasi dengan cepat ketika terjadi perubahan pasar  dan kebutuhan pelanggan.

Agar budaya ini bisa terbangun dengan baik, kamu sebagai pemimpin harus bisa mendorong anggota tim untuk berani mengambil risiko, mencoba berinovasi dan melakukan hal-hal baru, serta mau belajar dari kegagalan sampai akhirnya bisa berhasil.

5. Kolaborasi & Pola Pikir yang Berkualitas

Pemimpin yang agile akan membangun kemampuan berkolaborasi berdasarkan hubungan kerja yang saling percaya dan saling menghormati. Sebab, kolaborasi yang positif dan saling membangun dapat mempercepat perusahaan mencapai tujuan.

Di saat yang sama, pemimpin bergerak secara efektif tanpa membuang-buang waktu. Meski begitu, mereka tetap mendorong orang-orang yang bekerja bersamanya untuk memiliki pola pikir yang berkualitas dan mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang.

Pada artikel ini, baru 5 prinsip kepemimpinan agile yang kamu baca lho. Untuk tahu lebih banyak prinsip lainnya, pelajari dari dua artikel berikut:

Untuk menjadi seorang pemimpin yang tangkas memang tidak mudah. Kamu perlu mengikuti leadership training, baik melalui webinar Indonesia, webinar gratis, atau kursus online gratis dan kursus berbayar di Qubisa. Dengan cara ini, kemampuan kamu dalam memimpin dapat terasah secara efektif.

No Image

0Comments

no profile

Artikel Untuk Kamu

Lihat Semua

Saran Untuk Kamu

Lihat Semua