Unduh Aplikasi QuBisa
7 Tips Lolos Wawancara User, Anda Wajib Tahu
Communications

7 Tips Lolos Wawancara User, Anda Wajib Tahu

Wanda Indana24 Jan 235 menit membaca

Setelah lolos administrasi dan wawancara pertama dengan tim HRD, selanjutnya Anda akan menghadapi wawancara oleh user. Wawancara user adalah rangkaian wawancara terakhir yang menjadi kesempatan emas untuk menunjukkan kesan bahwa Anda adalah kandidat yang tepat untuk mengisi posisi yang diperebutkan oleh banyak pelamar kerja lainnya.

Biasanya, di beberapa perusahaan, wawancara user menjadi tahap terakhir untuk menentukan Anda akan diterima atau tidaknya untuk menjadi karyawan di suatu perusahaan. Pada tahap ini, Anda akan diwawancara oleh pimpinan unit atau departemen yang akan menggunakan jasa Anda.

Jika Anda sudah sampai tahap wawancara user, itu artinya HRD sudah mengetahui bahwa Anda memiliki skill untuk mengisi posisi yang dilamar. Wawancara user tinggal masalah cocok-cocokkan saja. Maksudnya, perusahaan lebih melihat apakah profil Anda sesuai dengan budaya perusahaan dan tinggal membandingkan dengan kandidat terbaik lainnya.

Mengingat pentingnya wawancara user, Anda harus menyiapkan diri sebaik mungkin. Apalagi dalam wawancara user, Anda akan menghadapi senior team leader atau bahkan pemilik perusahaan. Ini jika perusahaan yang Anda lamar masih dalam skala kecil.

Pertanyaan yang muncul juga biasanya bersifat teknis, yakni terkait tugas dan fungsi posisi yang dilamar. Inilah pekerjaan yang kelak sehari-hari bakal Anda lakukan. Jadi, sangat menantang. Agar Anda lolos wawancara user, berikut 7 tips yang bisa Anda lakukan:

1. Menjaga antusias

Anda bisa lanjut ke wawancara user, karena dinilai layak oleh HRD pada tahap wawancara pertama. Mungkin, pada wawancara tahap pertama, Anda sudah menunjukkan potensi dan performa terbaik. Tapi, user yang akan menggunakan jasa Anda belum mengetahui potensi Anda yang sebenarnya. Jadi, persiapkan diri Anda dengan antusiasme yang besar, sama seperti saat interview pertama kali.

2. Mengumpulkan informasi tentang detail teknis dari pekerjaan yang akan Anda lakukan

Bekali diri Anda dengan informasi mendetail bidang pekerjaan pada posisi yang Anda lamar. Kalau Anda melamar pada posisi yang mengurusi pajak perusahaan, bekali diri dengan berbagai informasi dan peraturan seputar perpajakan. Semakin lengkap pengetahuan Anda, ini akan menunjukkan bahwa Anda memang memiliki keinginan yang kuat untuk bergabung dengan perusahaan.

3. Beri jawaban yang lebih spesifik

Oleh karena materi interview sudah lebih detail dan teknis, hindari memberikan jawaban yang normatif. Pada tahap ini, user mencari kandidat yang memiliki keunggulan dibandingkan pelamar lainnya, terutama dari sisi kompetensi teknis. Jadi, jangan lagi menjawab pertanyaan dengan, “Saya adalah pekerja keras,” atau, “Saya memiliki motivasi yang tinggi dalam bekerja.” Kalau Anda diminta mengurusi masalah pajak perusahaan, lengkapi pernyataan Anda dengan peraturan perpajakannya.

4. Membawa CV dan dokumen pendukung

Beberapa orang menganggap wawancara user cuma formalitas, sehingga mereka berpikir tidak perlu membawa dokumen yang diperlukan. Mereka berpikir bahwa para user sudah mendapatkan salinan resume dari HR. Padahal, belum tentu. Jadi, tetaplah membawa CV dan dokumen lain. Bila perlu, bawa portofolio yang menunjukkan hasil kerja Anda. Ini bisa membantu Anda menunjukkan keunggulan yang tidak tercantum pada resume atau belum sempat Anda sampaikan.

5. Mengajukan pertanyaan

Sebelum wawancara berakhir, user biasanya memberikan kesempatan bagi Anda untuk mengajukan pertanyaan. Nah, manfaatkan kesempatan ini. Anda bisa bertanya tentang budaya perusahaan sampai ke hal-hal teknis yang terkait dengan pekerjaan. Pertanyaan ini menunjukkan bahwa Anda sangat antusias dan sangat ingin bekerja di perusahaan tersebut.

6. Jujur dan terbuka

Tips penting berikutnya adalah menjawab semua pertanyaan dengan jujur dan terbuka. Jawab semua pertanyaan sesuai fakta, tanpa perlu menambah-nambahkan dengan hal lain yang tidak sesuai kondisi Anda. User tak cuma bisa menilai kemampuan, tapi juga kepribadian Anda.

7. Jangan pernah menjelek-jelekkan kantor lama

Jangan pernah menjelek-jelekkan atasan atau rekan kerja di kantor lama. Itu bisa membuat citra Anda terlihat buruk. User justru akan terus mencari tahu apakah dari cerita tersebut justru Anda yang menjadi sumber masalah atau bukan. Lagipula tidak etis pula menjelek-jelekkan kantor lama Anda, meski mungkin kekesalan Anda terhadap mantan atasan tak dapat dibendung.

No Image

0Comments

no profile

Artikel Untuk Kamu

Lihat Semua

Saran Untuk Kamu

Lihat Semua