Unduh Aplikasi QuBisa
15 point

Sawahlunto: Kota Tambang Menuju Kawasan Kota Wisata

2.4k views · 30 December, 2021

Share
Deri Asta, S.H.

Deri Asta, S.H.

Kota yang dulunya sempat mati ini, kini menjadi kota yang resmi masuk ke daftar Situs Warisan Budaya Dunia UNESCO sebagai World Heritage alias Situs Warisan Dunia dengan nama “Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto”. Kota indah ini terletak di Provinsi Sumatera Barat, dan berhasil bertransformasi menjadi kota wisata dengan ciri khas peninggalan sejarah era kolonial, khususnya pertambangan. Keindahan alamnya pun mampu menjadi pelengkap yang sempurna terhadap sejarah pertambangannya. Kota ini adalah Sawahlunto. 

Sejak awal tahun 2001, kota tambang Sawahlunto di Sumatera Barat berubah menjadi kota wisata. Di sinilah Anda, para wisatawan, bisa menikmati jejak dari sejarah kolonial. Terdapat gedung dengan gaya Eropa dan kereta api uap yang masih difungsikan. Selain itu, masih ada pula lubang sisa penambangan batu bara dan juga museum.

Kota Tambang yang Berkembang Menjadi Kawasan Kota Wisata

Sawahlunto dijadikan kota berhubungan dengan adanya penelitian oleh sejumlah Geolog Belanda menuju ke pedalaman Minangkabau (dulu disebut dengan Dataran Tinggi Padang). Tugas ini merupakan perintah dari Gubernur Jenderal Hindia Belanda.

Tokoh pertama yang melakukan penelitian, yaitu Ir. C. De Groot van Embden dan dilakukan pada tahun 1858. Penelitian selanjutnya pada tahun 1867 oleh Ir. Willem Hendrik de Greve. Dalam penelitian kedua ini ditemukan adanya kandungan batubara sebanyak 200 juta ton di sekitar aliran kawasan Batang Ombilin, sungai yang terletak di Sawahlunto.

Kemudian, pada tahun 1867, hasil penelitian ini diumumkan ke Batavia. Selanjutnya, Pemerintah Hindia Belanda memulai rencana untuk membangun sarana dan juga prasarana untuk semakin memudahkan eksploitasi kota tambang Sawahlunto. Tepat pada 1 Desember 1888, Sawahlunto ditetapkan sebagai kota tambang. Sehingga, 1 Desember menjadi hari ulang tahun Sawahlunto.

Sejak tahun 1892, Sawahlunto mulai memproduksi barang tambang berupa batu bara. Sejalan dengan perkembangan tersebut, maka terdapat pula pemukiman para pekerja tambang yang kemudian menjadi kota kecil. Para penduduk merupakan pekerja dan pegawai tambang.

Hingga tahun 1898, pekerja tambang berasal dari para narapidana yang dipaksa bekerja dengan bayaran murah. Kemudian, Pemerintah Hindia Belanda membangun jalur untuk kereta api dengan rute Sawahlunto-Padang pada tahun 1889. Pembangunan tersebut berakhir pada tahun 1894. Sejak adanya kereta api ini, terdapat peningkatan produksi batubara hingga ratusan ribu ton setiap tahunnya.

Perkembangan Sawahlunto dari Kota Tambang menjadi Kota Wisata

Perkembangan Sawahlunto untuk menjadi kota wisata berupa tambang dan berbudaya diproyeksikan pada tahun 2020. Hal ini karena Sawahlunto memiliki sejarah serta peristiwa kuat dengan penambangan di zaman kolonial.

Bahkan, dengan proses pelan tapi pasti, sejumlah objek wisata telah diperbaiki demi mengundang perhatian wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Objek tersebut di antaranya makam milik pekerja tambang dan orang Belanda zaman itu.

Pemugaran makam Belanda telah dilakukan dengan memberikan pagar dan menegakkan kembali makam yang roboh. Selain itu, Anda juga bisa mengunjungi Museum Gudang Ransoem yang berada di Sawahlunto. 

Museum ini mempunyai latar belakang menarik untuk dikunjungi. Sebelum ditetapkan sebagai museum, tempat ini merupakan tempat tahanan bagi para pekerja tambang. Keadaan saat itu, dalam keadaan dirantai, mereka memasak maupun makan. Di sinilah terdapat sekitar 3.000-an tahanan selama bertahun-tahun hidup dalam keadaan yang miris.

Museum Goedang Ransoem telah mendapatkan revitalisasi dengan adanya tempat makan maupun minum. Sehingga, Anda bisa bersantai di sini. Selain museum, terdapat pula kereta yang berada di lubang tambang. Tempat ini dahulu digunakan untuk mengangkut barang tambang batu bara. Sekarang, Anda bisa menggunakan kereta ini untuk berkeliling.

Anda jangan khawatir dengan akomodasi di Sawahlunto. Sebab, meski hanya ada satu atau dua hotel, tetapi telah banyak puluhan tempat penginapan terbaik di sini. Bahkan, Sawahlunto pernah menjadi tuan rumah pada acara The International Homestay Promotional Fair di tahun 2013.

Demikian sejarah dan perkembangan kota tambang Sawahlunto yang telah mengalami perubahan menjadi kota wisata berbudaya. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang sedang mencari referensi kota wisata sejarah di Sumatera Barat.

Ada banyak materi lainnya berkaitan dengan sejarah yang bisa Anda ikuti melalui kursus online gratis maupun berbayar di aplikasi QuBisa berikut ini:

0Comments

no profile