Melakukan rutinitas pekerjaan yang monoton dan beban kerja yang berat, membuat seseorang berada pada fase burnout. Burnout adalah rasa kelelahan yang amat dalam hingga menimbulkan perasaan stress dan depresi. Depresi adalah gangguan suasana hati yang ditandai dengan perasaan sedih dan kehilangan motivasi diri secara terus-menerus. 

Depresi tak hanya memberikan respons secara psikis tetapi juga menimbulkan sakit secara fisik, Mulai dari pusing, asam lambung naik, hingga tekanan darah tinggi. Gejala sakit fisik yang berasal dari gangguan mental, baik karena stress atau depresi disebut psikosomatis.

Dalam dunia kerja, seseorang yang berada dalam fase burnout akan terlihat dari perubahan perilaku, keluhan masalah kesehatan atau sering sakit-sakitan, hingga isolasi sosial (perasaan ingin menyendiri). Jika hal ini dibiarkan tanpa mencari tahu cara mengatasi burnout, maka seseorang berada pada fase complete burnout. Akhirnya menyebabkan penurunan kinerja secara berkelanjutan, hilang minat, hilang energi, serta merasakan ketidaknyamanan secara fisik juga mental.

Penting bagi seorang HR mengamati perilaku karyawannya sehari-hari. Jika ada yang terlihat tidak mood, telat datang tanpa alasan jelas, sampai kinerja yang menurun, maka HR perlu evaluasi beban kerja mereka. Apakah over dan terlalu banyak lembur? Bagaimanapun pihak perusahaan harus aware dengan kesehatan karyawan, jangan sampai mereka hilang semangat ataupun terganggu secara fisik dan mental. Jadi, tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik.

Kesehatan fisik dan mental saling berkaitan, itulah sebabnya seseorang tak hanya harus memperhatikan pola makan dan olahraga untuk kesehatan, tetapi menjaga pola pikir juga menjadi yang sangat penting. Nonton video-video microlearning lainnya terkait kesehatan mental maupun general health di masa pandemi melalui platform belajar online QuBisa:

• Lingkungan yang Kuat Tercipta dari Wanita yang Kuat!
• Tanda-tanda Menurunnya Kinerja Tim Dari Sudut Pandang Pimpinan
• Efek Buruk dari Insecure dengan Kesuksesan Orang Lain