Unduh Aplikasi QuBisa
15 point

Mega Proyek Tiga Serangkai Sawahlunto

4.3k views · 2 January, 2022

Share
Deri Asta, S.H.

Deri Asta, S.H.

Mega proyek Sawahlunto telah resmi masuk dalam Situs Warisan Budaya Dunia UNESCO. Sebagai Situs Warisan Dunia, tiga mega proyek di sawahlunto berganti menjadi nama “Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto”. Sedangkan kota Sawahlunto sendiri terletak di Sumatera Barat.

Tiga mega proyek di Sawahlunto tersebut sebelumnya merupakan pusat ekonomi terutama sebagai areal pertambangan yang dibangun pada masa kolonial Belanda. Salah satu manfaat pembangunan mega proyek adalah untuk menjadi salah satu pusat ekonomi dan sebagai sarana transportasi hasil pertambangan pada masa itu. 

Warisan Budaya Unesco di Sawahlunto

Pada masa kini setelah ditetapkan sebagai warisan dunia, mega proyek Sawahlunto telah difungsikan menjadi kawasan wisata yang diminati banyak masyarakat. Beberapa waktu setelah tidak beroperasi mega proyek tersebut ditinggalkan dan sempat menjadi kota yang tidak berpenghuni atau kota mati. 

Setelah diakui sebagai Warisan Budaya oleh UNESCO, pemerintah mengalihfungsikannya sebagai kawasan wisata. Apalagi ditambah dengan kondisi alamnya yang indah menjadi penunjang untuk menjadi kawasan wisata.

Pada tahap pembangunannya terdapat tiga proyek besar yang dilakukan sehingga disebut mega proyek tiga serangkai Sawahlunto. Proyek pembangunan dilaksanakan dalam waktu yang tidak sama, akan tetapi jarak antar proyek tidak terlalu jauh. 

Pembangunan Mega Proyek 3 Serangkai Sawahlunto

Pembangunan mega proyek tiga serangkai Sawahlunto ini bertujuan untuk membangun infrastruktur yang membantu memudahkan aktivitas penambangan batubara. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai ketiga mega proyek tersebut.

Pembangunan Pelabuhan Teluk Bayur (Emma Heaven)

Bagian dari pembangunan tiga serangkai yang pertama adalah pembangunan pelabuhan teluk Bayur. Teluk Bayur atau dapat disebut juga Emma Heaven merupakan proyek pertama yang dibangun sekitar tahun 1888-1893. 

Tujuan dari dibangunnya pelabuhan Teluk Bayur adalah sebagai tempat mengangkut batubara yang berasal dari pantai barat pulau Sumatera. Pelabuhan Teluk Bayur berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. 

Pelabuhan Teluk Bayur merupakan jalur transportasi darat terakhir pada saat itu. Dampak dari pembangunan pelabuhan Teluk Bayur adalah mampu menghidupkan aktivitas ekonomi di Sumatera Tengah pada masa itu.

Pembangunan Jaringan Kereta Api 

Bagian kedua dari mega proyek Sawahlunto adalah pembangunan jaringan kereta api. Pembangunan jaringan kereta api diperkirakan dilakukan sekitar tahun 1887-1894. Proses pembangunan berlangsung kurang lebih 7 tahun dengan jarak jalur sekitar 100 km.

Proses pembangunan berlangsung rumit karena teknologi yang digunakan sangat sederhana pada masa itu. Proses pembangunan melintasi gunung dan sungai, membangun terowongan, dan juga melintasi areal sekitar danau. Pencapaian yang dilakukan pada masa tersebut merupakan salah satu pencapaian yang luar biasa.

Pembangunan Jalur Rel Kereta Api

Bagian ketiga dari pembangunan tiga mega proyek di sawahlunto adalah pembangunan jalur rel kereta api. Pembangunan diperkirakan berlangsung pada tahun 1894. Jalur kereta api yang dibangun merupakan jalur kereta api yang mengangkut hasil tambang batubara. 

Jalur rel kereta api tersebut mengangkut tambang batubara dari tambang Sawahlunto ke Pelabuhan Teluk Bayur. Panjang jalur rel kereta api yang dibangun adalah sejauh 94 km. Jalur kereta api ini disebut juga dengan jalur rel kereta api tambang batubara Ombilin yang merupakan salah satu dari jalur gabungan yang menghubungkan kota Sawahlunto, Kabupaten Solok, Kota Solok, Kabupaten Tanah Datar, Kota Padang Panjang, kabupaten Padang Pariaman, dan Kota Padang.

Itulah penjelasan dari proses pembangunan ketiga mega proyek Sawahlunto. Selain ketiga mega proyek tersebut, pada masa itu dibangun juga infrastruktur lain yang menunjang aktivitas penambangan batubara. Pelajari juga microlearning QuBisa lainnya mengenai warisan, budaya, dan sejarah Indonesia:

0Comments

no profile